Rabu, November 13, 2024
BinkamBinmasHeadlineHumasMitra PolriPolisi Kita

Wadir Binmas Polda Aceh di Dampingi Kasat Binmas Polres Nagan Raya Hadiri Kegiatan Sosialisasi Dan Pelatihan Pemamfaatan Fly ASH DAN Bottom ASH (FABA) Di PLTU NAGAN RAYA

Tribratanewspolresnaganraya.com- Wadir binmas Polda Aceh, AKBP Drs. Arsyad. KH di dampingi Kasat binmas Polres Nagan Raya, AKP S. BAMBANG melaksanakan kunjungan ke PLTU yang dilaksanakan Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan fly ash dan bottom ash (FABA) yang dilaksanakan diruang Aula Teuku Umar PLTU Nagan Raya. Senin 06/06/2022.

Pada acara tersebut turud hadir Wadir binmas Polda Aceh, AKBP Drs. Arsyad. KH, Manager PLN UPK Nagan Raya, Zulfan Idris Kaban; Pejabat pelaksana lingkungan, Bustami; Trainer pelatihan, Ahmad Rifqi; Kasat binmas Polres Nagan Raya, AKP S. BAMBANG; Kbo Satbinmas Polres Nagan Raya, IPDA MUKHSIS, S.H.; Staf Satbinmas Polres Nagan Raya; Bhabinkamtibmas Sektor Kuala Pesisir; Keuchik Desa Suak Puntong beserta aparat gampong; Karyawan PT PLN UPK Nagan Raya.

“Abu sisa pembakaran batubara yang disebut fly ash bottom ash (FABA) tersebut bisa dimanfaatkan menjadi zat tambahan dalam pembuatan batako dan paving block,”

Menurutnya, FABA yang dihasilkan dari sisa pembakaran batubara mampu mengurangi jumlah penggunaan semen dalam proses produksi batako. Dengan demikian, masyarakat perajin batako dan paving block dapat menekan biaya produksinya.

Mengetahui nilai ekonomis, pihaknya kemudian tergerak untuk membantu masyarakat khususnya pelaku UMKM perajin paving blok dan batako.

“PT PLN memberikan abu sisa pembakaran tersebut kepada masyarakat secara cuma-Cuma,”

Beberapa kegiatan yang telak dilakukan pihaknya diantaranya pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan paving block dan batako.

Setelah dikeluarkan dari kategori Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), abu sisa pembakaran batu bara tersebut dapat dikelola bersama untuk kesejahteraan masyarakat.

Dengan penggunaan FABA, kebutuhan semen untuk pembuatan paving block hanya 4 persen, sedangkan untuk batako hanya 3 persen. Sehingga secara signifikan mampu menekan biaya produksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *